Perpisahan
Persis pada tanggal
19 Januari 2009, orangtua ku resmi bercerai. Kejadian yang tidak diinginkan
oleh setiap orang ini pun terjadi. Mama & papa bercerai pada saat aku
berumur 12 tahun. Dan aku masih menduduki bangku kelas 6 SD. Sedangkan adik
laki-lakiku berumur 7 tahun dan adik perempuanku berumur 2 tahun. Dan Aku tidak
habis pikir, kenapa mereka memutuskan untuk bercerai, tanpa memikirkan nasib
ke-3 anak mereka yang masih dibawah umur. Padahal, mereka masih membutuhkan
kasih sayang dari kedua orangtua.
Setelah waktu
berjalan 2 tahun, aku beserta adik-adikku pindah tinggal bersama papa ku
dirumah barunya di Jl. Murai III Blok.- No.-, Bintaro Sektor 1,
Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Sekolah ku dan adik-adikku juga dipindahkan ke
salah satu sekolah swasta di daerah Pondok Pinang yaitu YAYASAH PENDIDIKAN
ISLAM HARAPAN IBU PONDOK PINANG.
Aku menduduki kelas
baruku 8 SMP di SMPI Harapan Ibu. Aku memiliki teman-teman baru disana. Dan
adikku Rhafi juga menduduki kelas baru di kelas 4 SD di SDI Harapan Ibu. Adik
perempuanku, Fizha juga melanjutkan TK nya di TKI Harapan Ibu. Kita semua
memiliki teman-teman baru, situasi baru, suasana baru yang sangat berbeda
dengan kehidupan lamaku.
Di suasana
kehidupan baruku, aku memulai belajar mempelajari akan sebuah kehidupan.
Ternyata tidak hanya aku yang mengalami hal seperti ini, banyak juga orang
diluar sana yang mengalami hal seperti ini. Aku masih beruntung karena aku
masih dapat hidup dengan fasilitas yang apa adanya.
Terkadang, aku juga
sering memikirkan. Apakah diluar sana masih banyak orang yang kesulitan selain
aku? Walau aku juga banyak atau sering mengeluh akan seluruh keinginan ku yang
tidak tercapai, tetapi sekarang aku sudah berusaha akan kata ‘’bersyukur kepada
Allah dengan mengucap Alhamdulillah’’. Kata-kata itu lah yang sering ku
ucapkan, setiap kali aku mengeluh akan suatu hal. Aku pun masih bingung, karena
masih saja ada banyak orang yang tidak bersyukur akan kepemilikkan mereka. Dari
mulai keluarga yang utuh, memiliki banyak fasilitas, dan rizki yang banyak. Aku
sangat sedih melihat orang yang seperti itu. Karena aku berfikir, kenapa mereka
seperti itu ya Allah? Sedangkan aku yang biasa-biasa saja sudah dapat bersyukur
pada-Mu. Aku selalu ingin mengharapkan orang-orang seperti itu dapat sadar dan
memulai untuk mensyukuri apa yang telah ia miliki.
Comments
Post a Comment