Sekolah Menengah Pertama
Setelah lulusnya
aku dari SD, aku melanjutkan sekolah di SMP N 76, Jakarta Pusat. Selama 1 tahun
aku menduduki bangku sekolah di SMP N 76 aku memiliki 6 teman dekat, yaitu
Raden Ahmad Jazmi, Laras Rakasiwi, Joanna Amelita, Raka Dewi Antoro, Mega Tri
Octaviani, dan Farhan Nugraha. Kita sering sebut dengan ‘’D’Cansut‘’
hmm..sedikit alay ya. Tetapi mereka gokil-gokil banget. Mereka adalah anak-anak
yang baik. Dan sampai sekarang pun tidak sombong. Aku hingga sekarang sayang
mereka.
Pada saat aku kelas
7 SMP di SMP N 76, disekolah aku mengikuti ekskul basket dan futsal. Pelatih
basket ku yang bernama Asep Dadang Sutisna sering ku sebut-sebut ‘’papa
Dadang’’. Beliau adalah sesosok seorang pelatih yang baik sekali. Aku sudah
menganggapnya sebagai papaku sendiri. Jika beliau emosinya sedang terguncang,
itu sangat seram. Pasti setiap latihan, kalau beliau lagi gak mood, anak-anak
pun pada diam dan tidak berani bercanda atau berisik sekali pun.
Dan pada saat dulu
latihan basket sering digabung dengan SMP N 2 atau sering disebut GANEX.
Semenjak latihan basket disitu aku beserta temanku lainnya, mendapat kenalan
atau teman baru. Disana, kita sering bertukar-tukar ilmu. Pokoknya itu hal yang
mengasyikkan. Sampai-sampai aku senang melihat sesosok muka laki-laki yang
bernama Ricky Wahyu Nugroho. Wuih, dia sih keren banget. Aku dan temanku Mita
sering menyebut dia dengan sebutan ‘’abang’’, tetapi diam-diam, hehehe.
Aku adalah salah
satu perempuan yang mengikuti ekskul futsal di SMP ku dulu. Pelatih futsal ku
bernama Arie Rachmad. Aku sering menyebutnya dengan sebutan ‘’coach Arie atau
kak Arie’’. Aku dengan dia dekat sekali hingga sekarang. Dulu setiap ada
apa-apa aku selalu curhat atau bercerita padanya. Dan hingga sekarang pun juga
sering begitu. Setiap dinasehati atau diberi masukkan oleh dia, aku selalu
terkagum akan bahasa dalam kata-katanya yang ia buat. Paling pol banget emang,
kalo curhat sama kak Arie.
Katanya, dari dulu
hingga sekarang, aku tidak pernah berubah. Setiap curhat pokoknya tidak pernah
beda jauh. Pada intinya yang itu-itu saja dari dulu. Haduh, jadi bingung.
Setiap aku berkomunikasi dengannya, aku tidak pernah mengetik/menulis ‘’kak
Arie’’ tetapi malah menulis ‘’kri’’. Singkat, padat, dan jelas ya guys. Tetapi
memang seperti itu lah aku menulis namanya.
Dia adalah sesosok
pelatih futsal yang hebat. Aku masih ingat sekali pada saat adikku Rhafi
berulang tahun, kak Arie membuatkan sebuah kue kecil untuknya. Kue nya wuenak
kali. Kak Arie memang sudah jagonya masalah membuat begituan.
Huh, lanjut
pembagian rapor kenaikan kelas, aku dipindahkan sekolahnya ke SMPI Harapan Ibu
Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Dikarenakan hanya 1 alasan papaku mengajak
semua anak-anaknya untuk tinggal bersama dia yaitu gara-garanya nilai ku jelek.
Hmm..padahal ya tidak jelek-jelek amat. Tetapi ya apa boleh buat, jika memang
itu yang terbaik, aku mengikuti apa kata papaku.
Di HI, aku tes dan
hasilnya aku lulus. Dan mulai seninnya aku sudah mulai masuk sekolah. Yang
paling membuatku malas yaitu, aku jadi di MOS dua kali. Karena sistem di HI anak
baru, walau sekarang kelas 8 atau 9, tetap harus mengikuti MOS. MOS itu adalah
Masa Orientasi Siswa.
Pada hari-hari MOS,
aku sangat sok-sok an, bilang bahwa kakak-kakak yang nge-MOSin itu baik. Eh,
ternyata pada saat aku menginvite pinnya, aku malah di kerjain. Aku jadi gasuka
dan sempat ketakutan. Bahkan sampai ingin pindah sekolah lagi, balik ke SMP N
76. Tetapi, lama-kelamaan akhirnya enjoy juga bersekolah disana. Dan di SMPI
HI, aku juga mengikuti ekskul basket.
Pada awal semester
1 kelas 8, aku senang. Karena aku mendapatkan peringkat 2. Aku sangar terkejut,
mengapa semudah itu aku mendapatkan peringkat 2. Dan ternyata gara-gara aku
masuknya ke kelas yang level nya terendah. Tetapi pada saat semester dua aku
dapat membuat salah satu temanku atau ya bisa dibilang mantan pacarku juga,
yaitu Imbang Rahmat Prakoso, menjadi peringkat ke-9. Aku sangat terharu
ternyata dia bisa mendapatkan peringkat ke-9. Padahal, pada saat semester 1
dirapornya, dia sudah memiliki 6 nilai yang merah. Dan peringatannya, jika dia
mendapat 2 nilai merah di semester ke-2, dia tidak akan dinaikkan kelas. Tetapi
tuhan berkata lain.
Usahaku
menyemangatinya tidak sia-sia. Hingga aku pernah dibuatnya menangis, gara-gara
dia tidak ingin monitoring doa-doa ke guru agama. Karena dia merasa nilai dia
sudah tuntas. Padahal buku monitor itu harus diisi nilai. Eh, tetapi dia
mendapat peringkat ke-9. Itu hal yang membuatku senang hingga sekarang.
Dan pada semester
ke-2, nilaiku sedikit meningkat. Peringkatku jadi naik, menjadi peringkat ke-1.
Aku senang sekali. Dan akhirnya pada saat itu aku sempat dicalonkan guru-guru
untuk menjadi Ketua OSIS. Tetapi aku yang tidak mengerti apa-apa, setiap
ditanya dan aku jawab seadanya.
Dan akhirnya aku tidak jadi dicalonkan. Karena jawaban dari pertanyaan
guru-guru tidak memuaskan.
Dan pada saat aku
dicalonkan sebagai Ketua OSIS, banyak sekali yang tidak suka. Karena katanya,
aku itu anak baru di sekolah, jadi banyak teman-temanku yang kesal. Karena
mereka mikir, mereka yang sudah 1 tahun menduduki bangku di SMPI Harapan Ibu
tidak terpilih dan tercalonkan. Tetapi aku berusaha biasa-biasa saja.
Karena aku mendapat
peringkat 1 juga aku di masukkan ke kelas unggulan, yaitu 9A. Dan disitu
saingannya sudah mulai berat. Tetapi, dikelas itupun aku masih bisa mengikuti jalannya
pelajaran. Ya walau pada saat ulangan harian/ ulangan umum, hasilnya kurang
memuaskan, itu wajar. Karena masih beradaptasi.
Di kelas 9A, aku
mengharapkan pada saat pembagian rapor semester 1 & 2 nanti, aku masuk
peringkat 5 besar. Tetapi, ternyata pada semester 1 aku mendapatkan peringkat
8. Tetapi aku bersyukur dan Alhamdulillah, karena masih bisa masuk di 10 besar. Walau
sedikit kecewa, karena yang ku targetkan adalah masuk 5 besar.
Setelah itu, aku
berusaha lebih rajin lagi untuk belajar. Dan satu hal, pelajaranku sedikit
terganggu pada saat aku menjalani hubungan pacaran bersama adik kelasku yang
bernama Rizki WIjoseno Dwiputra *upss*. Pelajaran dia pun juga sedikit
terganggu, hingga aku memutuskan untuk tidak melanjutkannya. Tetapi, ternyata
pada pembagian rapor semester ke-2, peringkat ku meningkat, menjadi peringkat
6. Aku masih tetap kecewa karena tidak masuk ke dalam peringkat 5 besar.
Dan tidak lama, aku
menyiapkan mental untuk menghadapi ujian praktik. Yang paling aku senang itu
adalah ujian praktik agama, pendidikan al-quran, seni musik, dan olahraga.
Aku ingat sekali, pada
saat menjelang ujian praktik agama, aku harus menghafal doa qunut. Karena yang
di praktikan adalah solat subuh. Ya walau boleh menggunakan qunut/ tidak.
Tetapi aku ingin menggunakan doa qunut, agar nilai ku tinggi. Sampai-sampai doa
qunut itu aku jadikan wallpaper hp ku, hingga pukul 2 pagi aku menghafalnya.
Dan ternyata waktu yang aku gunakan untuk menghafal itu tidak sia-sia. Pada
hari H, aku praktik solat subuh dengan menggunakan doa qunut, + dzikir &
membaca al-quran. Keesokannya, nilai hasil praktik itu langsung keluar. Dan aku
sangat senang sekali. Karena usaha ku tidak sia-sia. Aku mendapatkan nilai
98,5. Aku sangat bersyukur.
Dan pada saat ujian
praktik pendidikan al-quran, salah satu surah yang diharuskan menghafal yaitu,
surah asy-syamsi. Surah itu sangat panjang sekali, surah itu terdiri dari 15
ayat. Hingga, sampai-sampai aku men-download irama surah asy-syamsi untuk
mempermudah aku menghafal. Dan hasilnya pun tidak sia-sia. Hasil ujian praktik
pendidikan al-quran ku 97.
Tidak lama setelah
ujian praktik itu selesai, aku dan teman-teman bersiap-siap menyiapkan mental
untuk menghadapi ujian nasional. Banyak juga yang sibuk membeli kunci jawaban,
dan ada yang tidak, melainkan sibuk belajar berusaha maksimal untuk mendapat
kepuasan akan hasil ujiannya masing-masing.
Aku adalah salah
satu anak yang ikut membeli kunci jawaban atau biasa disebut bocoran. Tetapi aku hanya memakai bocoran
itu pada pelajaran bahasa inggris. Karena aku takut kalau bahasa inggrisku tidak
memuaskan hasilnya.
Tetapi, pada saat
pengumuman, sangat menyedihkan. Karena salah satu temanku ada yang terkena
jebakan guruku. Dibilang dari atas panggung bahwa nomor ujian *sekian-sekian*
tidak lulus ujian. Dan temanku Putra Nugra Wijaya merasa bahwa itu adalah nomor
ujiannya. Dan dia langsung shock. Lucu sekali raut wajahnya pada saat itu. Ya
walau sedikit kasihan sih. Hmm..jahat ya, sedikit kasihan. Ya aku kasihannya
hanya sedikit, karena tahu bahwa guru ku hanya bercanda. Feeling ku kuat.
Karena tidak mungkin SMPI Harapan Ibu 2012 angkatan ke-26, ada yang tidak
lulus.
Aku sangat yakin
bahwa SMPI HI angkatan 26 itu lulus semua. Dan pada akhirnya gurunya jujur,
bahwa iya hanya bercanda. Dan kita semua terharu akan keberhasilan kita semua.
Bahwa kita hebat. Kita bisa. Kita sukses. SMPI Harapan Ibu 2012 angkatan 26,
sering disebut dengan nama angkatannya yaitu EXPETATIVAS MATERNAS, yang artinya harapan ibu, katanya sih.
suka ceritanya
ReplyDeletearus mudik lebaran 2017